Termasuk Gangguan Jiwa Berat, Tips Penyembuhan Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang mengarah pada gangguan pikiran (otak), perilaku yang tidak normal, dan perilaku anti sosial. Seringkali penderita skizofrenia mengalami kesulitan untuk membedakan mana kenyataan dan khayalan. Tips penyembuhan skizofrenia mungkin sangat diperlukan bagi keluarga untuk memberikan perlindungan bagi penderitanya.
- Jenis Jenis Skizofrenia
- Tips Penyembuhan Skizofrenia
- Bagaimana Kemungkinan Skizofrenia Sembuh Total ?
Sebagian besar masyarakat kurang memahami penyakit skizofrenia, sehingga dianggap sebagai orang yang memiki sakit jiwa atau gila karena penderitanya juga suka melakukan hal-hal yang aneh dan tidak wajar. Penderita sering mengalami delusi dan halusinasi serta menunjukkan perilaku yang tidak normal seakan ia sedang diawasi sehingga ia menunjukkan rasa marah, gelisah, takut bahkan benci terhadap seseorang.
Gangguan skizofrenia sangat sering diabaikan, didiskriminasi, diacuhkan, dinggap sampah masyarakat dan sering juga mengalami pemasungan oleh keluarga sendiri, karena keluarga memang belum memahami cara atau tips penyembuhan skizofrenia.
Jenis Jenis Skizofrenia
Kata skizofrenia berakar dari bahasa Yunani, schizein (terbelah) dan phren-(pikiran). Penderitanya akan memiliki kesulitan memproses pikirannya sehingga timbulah halusinasi, delusi, pikiran yang tidak jelas dan tingkah laku atau bicara yang tidak wajar. Berikut jenis jenis skizofrenia,
1. Skizofrenia Katonik
Jenis skizofrenia ini dikenali dengan adanya gangguan pergerakan. Mereka cenderung tidak bergerak atau justru bergerak hiperaktif. Hampir ditemukan sama sekali tidak mau berbicara, atau senang mengulangi perkataan orang lain serta selalu tidak memedulikan kondisi kebersihan dirinya dan tidak mampu menyelesaikan aktivitas yang dilakukan.
2. Skizofrenia Tidak teratur
Jenis skizofrenia ini adalah jenis yang memiliki kemungkinan paling kecil untuk disembuhkan. Pendeita jenis skizofrenia tipe ini ditandai dengan ucapan dan tingkah laku yang tidak teratur dan sulit dipahami. Terkadang mereka tertawa tanpa alasan jelas, atau terlihat sibuk dengan persepsi yang mereka miliki.
3. Skizofrenia Diferentiatif
Jenis skizofrenia ini adalah yang paling sering terjadi. Gejala yang muncul adalah kombinasi dari beragam subtipe dari skizofrenia lainnya. Gejalanya bercampur dan memiliki kecendrungan yang tidak dapat diukur dan ditentukan.
4. Skizofrenia Residual
Penderita jenis skizofrenia ini tidak menunjukkan gejala umum dari skizofrenia seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara dan berperilaku. Mereka mendapat didiagnosis setelah satu dari empat jenis skizofrenia lain telah terjadi.
Tips Penyembuhan Skizofrenia
Penyebab skizofrenia memang belum diketahui dengan pasti. Namun, para ahli menyebut beberapa faktor, seperti genetika, biokimia di otak, serta gangguan organik akibat penggunaan obat-obatan terlarang, bisa memicu penyakit ini.
1. Obat-obatan
Tips penyembuhan skizofrenia untuk menangani halusinasi dan delusi, dokter akan meresepkan obat antipsikotik dalam dosis yang seringan mungkin. Pasien harus tetap mengonsumsi antispikotik untuk seumur hidupnya, meskipun gejala yang dialami sudah membaik. Karena kemungkinan kambuh masih cukup besar.
Obat antipsikotik dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntik. Bentuk obat yang diberikan tergantung pada kemauan pasien untuk diobati. Saat ini, penyembuhan skizofrenia dokter lebih merekomendasikan antipsikotik atipikal, karena memiliki lebih sedikit efek samping. Beberapa jenis antipsikotik tipikal adalah chlorpromazine, fluphenazine, dan haloperidol.
2. Psikoterapi
Psikoterapi untuk penderita skizofrenia bertujuan agar penderita dapat mengendalikan gejala yang dialaminya. Terapi ini akan dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan. Beberapa metode psikoterapi, antara lain:
- Terapi individual. Pada terapi ini, psikiater akan mengajarkan keluarga dan teman pasien bagaimana berinteraksi dengan pasien. Di antara caranya adalah dengan memahami pola pikir dan perilaku pasien.
- Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir pasien. Kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan, akan membantu pasien memahami pemicu halusinasi dan delusi, serta mengajarkan pasien cara mengatasinya.
- Terapi remediasi kognitif. Terapi ini mengajarkan pasien cara memahami lingkungan sosial, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam memperhatikan atau mengingat sesuatu, dan mengendalikan pola pikirnya.
- Terapi elektrokonvulsif. Terapi elektrokonvulsif merupakan metode yang paling efektif, untuk meredakan keinginan bunuh diri, mengatasi gejala depresi berat, dan menangani psikosis. Terapi dilakukan 2-3 kali sepekan, selama 2-4 minggu, dan dapat dikombinasikan dengan psikoterapi dan pemberian obat.
- Terapi Gelombang Otak. merupakan sebuah terapi yang dirancang secara khusus dengan menggunakan frekuensi gelombang otak yang telah disesuaikan dan akan menstimulasi pikiran bawah sadar Anda untuk mengatasi dan menyembuhkan gangguan ini.
Bagaimana Kemungkinan Skizofrenia Sembuh Total ?
Menurut dr. Agung Kusumawardhani, spesialis kesehatan jiwa, penderita skizofrenia memang bisa sembuh, tetapi tidak bisa pulih 100 persen. Namun dengan kemajuan obat-obatan, kekambuhan bisa dicegah.
Dengan kepatuhan pasien untuk mengonsumsi obat dan juga dukungan keluarga dan lingkungan, harapan bagi pasien skizofrenia untuk hidup normal tetap ada. Bambang menjelaskan, pola asuh dan stresor lingkungan juga berperan dalam membentuk pola perilaku yang rentan terhadap gangguan jiwa, begitu juga kondisi sosial, spiritual, maupun budaya.
Apabila perjalanan penyakit belum lama dan belum parah, kemungkinan dapat disembuhkan lebih besar. Jika pasien segera dibawa berobat pada tahap awal menderita penyakit, penurunan fungsi peran dapat diminimalkan. Namun, masalahnya adalah stigma masyarakat tentang gangguan jiwa seringkali membuat pasien skizofrenia terlambat untuk ditangani.
Pengobatan dini dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk.
"Bahkan Dunia ini Terasa Sempit Saat Semua Orang Menutup Mata Untuk Penderitaan Orang Lain"