Potret Nasib Veteran di Hari Pahlawan
Kamu berpikir kenapa bangsa kita bisa merdeka? Kenapa Kamu bisa merasakan ketenangan hidup di negara sendiri tanpa tekanan ?. Mungkin kamu pernah belajar sejarah atau pelajaran PPKN di sekolahmu kan guys. Yap, tentang bagaimana Indonesia tanah kelahiran kita ini mendapat pengakuan kemerdekaan dan bebas dari penjajahan.
Semua itu didapatkan dengan perjuangan dan pertumpahan darah guys, bayangin ya orang sekarang apa apa ngeluh, panas ngeluh, hujan ngeluh, kemana mana harus naik motor, disuruh emaknya beli garem ngomel ngomel haha. Apalagi mau numpahin darah dan jiwanya buat negara.
Derita Veteran yang Terabaikan
Memang miris sih, nggak tau kenapa zaman bisa berubah kayak gini, banyak generasi tik tok jadi viral, sinetron penuh drama di tonton, reality show setingan di liatin. Ketika ditanyain isinya pancasila aja salah, apalagi sila ke 4 haha. Kamu boleh buka buku sejarah guys, berapa abad Indonesia dijajah ? Bahkan sampai diakui kemerdekaanya pun, Indonesia masih tetap dijajah loh. Secara gak langsung dan gak sadar sampai detik ini otak otak bangsa ini sudah terjajah, secara emisional dan fikiran. Boleh kamu lihat dimana semua harus bergantung pada mbah google, otak gak pernah berkembang karena dikit dikit googling, semua produk yang dipakai dari luar dan kayak gitu banyak yang bangga karena pakai barang impor. Segala kerjasama dan hasil kekayaan Indonesia siapa yang mengolah? Lalu para pemikir cerdas dibuang cuma demi kepentingan golongan. Penulis gak maksut menjelek menjelekkan negara kita guys, cuman yang penulis ingin sampaikan adalah fenomena dan realita dimana bangsa ini butuh orang orang kritis yang tidak banyak bicara dan lebih banyak bertindak walau sekecil apapun.
Nah kembali ke masa lampau guys, di semua daerah Indonesia terjadi perlawanan yang sengit pada saat itu . Waktu waktu dimana penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan yang semuanya tragis banget. Di saat saat itu hanya tersisa orang orang yang kuat dan beruntung yang masih hidup sampai sekarang dan bertahan walau kehilangan segalanya, mereka itu disebut "veteran". Veteran merupakan pahlawan yang berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka adalah bekas prajurit yang ikut serta dan memberi kebebasan hingga sekarang. Menurut Peraturan Pemerintah No 67 tersebut menetapkan jenis dan golong veteran berdasarkan peristiwa keveteranannya, yaitu veteran pejuang kemerdekaan, pembela kemerdekaan, veteran perdamaian, dan anumerta. Setelah melihat histori yang kelam seharusnya para veteran ini diberi kehidupan yang layak dan penghargaan yang luar biasa. Tapi Kurangnya penanaman dini tentang veteran merupakan salah satu faktor yang intens mengapa veteran lambat laun dilupakan. Kebanyakan anak anak tahu dan mengenal pahlawan yang resmi diakui dan dimasukkan dalam buku atlas dan dipajang fotonya di dinding sekolah mereka. Yah memang ga salah guys, soalnya mungkin kalau setiap veteran dimuat di proses pembelajaran dan diakui sebagai pahlawan mungkin ga akan terhitung.
Walaupun negara katanya sudah menjamin dan memberikan penghargaan dan jaminan hidup tapi penulis rasa ini belum efektif dan maksimal guys. Masih banyak veteran yang terlantar bahkan jadi pengemis dan ada dalam kesusahan seperti zaman penjajahan dulu di tengah ributnya politik dan semrawutnya sistem petinggi yang berebut kekuasaan dan berlomba untuk mengambil keuntungan dari keringat rakyat. Padahal sudah banyak jasa dari para veteran yang dikorbankan untuk Republik Indonesia, seperti waktu, harta, tenaga bahkan keluarga.Tapi apa balasan dari semua jerih payah veteran? Malah dana pensiun dari pemerintah, kebanyakan mengalir secara deras kepada para Pegawai Negeri Sipil & para penjabat tinggi pemerintah.Kita pernah mendengar sebuah pepatah lama yang berbunyi, Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai para Pahlawannya.Tapi mungkin kita belum jadi bangsa yang besar guys haha. Sekarang ada pepatah baru, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai segala yang viral haha.
Okelah guys, nih ada salah satu potret veteran yang bakal bikin kamu kagum, siapa dia ? Jeng jeng...beliau adalah mbah Sumopawiro. Lelaki berusia 104 tahun itu hanya tinggal disebuah rumah papan yang turut termakan usia di daerah Braja Asri 1, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
Pria kelahiran 1914 itu mengaku tinggal di Braja Asri sejak tahun 1973. Meski tubuhnya sudah tidak segagah saat memegang senjata melawan Belanda dan Jepang, tetapi daya ingat Mbah Wiro, begitu dia disapa, masih kuat saat menceritakan kisah perjuangannya membela tanah air.
"Waktu itu, tepatnya sekitar tahun 1947, saya harus meninggalkan istri saya, Supinem, berperang bersama pasukan Fisabililah melawan Penjajah Belanda saat agresi Belanda ke I," cerita Mbah Wiro.
Saat itu, lanjut Mbah Wiro, istrinya baru melahirkan anak ketiga mereka. Namun ia terpaksa harus meninggalkan sang bayi dan Istri untuk ikut berperang ke Semarang, Boyolali dan Solo.
"Kami hanya membawa alat seadanya bersama tentara, sedangkan tentara Belanda memakai bom untuk menghancurkan rumah dan bangunan penduduk. Saya ingat waktu ikut menolong orang yang terkena bom Belanda," kata Mbah Wiro.
Mbah Sumopawiro mendapatkan pengakuan sebagai pejuang kemerdekaan asal kesatuan Fisabililah cabang Boyolali, ranting Sambi yang dikeluarkan oleh persatuan pejuang Islam bekas bersenjata seluruh Indonesia tahun 1958, Kemudian pada tahun 1973 beliau membawa keluarganya ke Lampung untuk bertani, tepatnya di Way Jepara (Lampung Tengah) saat itu.
Namun kini, mbah Sumopawiro tidak mendapatkan dana pensiun maupun dana tunjangan kehormatan dari Pemerintah Republik Indonesia. Anak ke empatnya Kusnadi (65) menceritakan bagaimana ia dan orang tuanya berjuang untuk memperoleh dana pensiun sebagai pejuang kemerdekaan sejak tahun 1992.
"Tahun 1992 saya ke Boyolali mengantar Ayah saya, dan dikasih surat rekomendasi dari pemerintah kabupaten Boyolali untuk mengurus dana pensiun, namun setelah kesana kemari tidak juga berhasil, kemudian pada tahun 2002 kami datang ke Markas Daerah Legium Veteran Republik Indonesia di Bandar Lampung, kami di beri surat untuk diserahkan ke pengurus Veteran yang ada di Boyolali, saat itu kami dijanjikan kalau SK dari Menteri Pertahanan sudah turun akan dikabari," kata Kusnadi.
Mbah Sumopawiro sendiri sudah pasrah dengan nasib yang dialaminya, kalau memang tidak mendapatkan dana pensiun dia sudah ikhlas karena saat berjuang dulu ia tidak mengharapkan itu. Ini cuma salah satu potret kecil guys, dimana masih banyak veteran yang diabaikan dan tidak dihargai, prihatin banget kan. Setelah kemerdekaan dan zaman secanggih ini mereka dilupakan jasa-jasanya.
Di moment 10 november ini, kita doakan bersama ya guys untuk para veteran di seluruh Indonesia agar kehidupannya semakin membaik dan segera diperhatikan oleh pemerintah karena indahnya rasa kemerdekaan yang dirasakan oleh Rakyat Indonesia saat ini tak lain dan tak bukan lantaran perjuangan para pahlawan khususnya para veteran yang telah mengerahkan segala kemampuannya baik fikiran maupun cucuran keringat bahkan cucuran darah yang tak ternilai harganya untuk kemerdekaan negeri ini. Yaps, sosok pahlawan sebagai pejuang kemerdekaan bangsa ini sudah seharusnya tak hanya kita kenang sebagai sejarah semata, melainkan kita harus menghargai dan menghormati jasa-jasanya yang telah disematkan untuk bangsa ini. Dan yang terpenting adalah jangan sia siakan kemerdekaan ini guys... Kita adalah penerus dan pahlawan selanjutnya untuk membuat tanah air ini bangkit dan berjaya sampai anak cucu kita. Indonesia Bisa !!
Mereka tidak merasakan nikmatnya kemerdekaan, mereka hanya mengantarkan kiya ke depan pintu kemerdekaan.
www.attoriolong.com
Benar Sekali.
Terima Kasih Kunjungannya